“Minyak
habis masakan tak enak”, Ungkapan demikian Sering terdengar nyaring ketika
seseorang mengalami kegagalan, sebuah filosofi yang tak asing lagi ditelinga
masyarakat Minangkabau ini merupakan warning up dan peringatan bagi kita semua dalam
menjalani kehidupan, sebab dalam mengisi kehidupan ini kita disarankan untuk menyiapkan
strategi khusus dengan perencanaan matang.
Sehingga apa yang dilakukan terkesan
tidak dikerjakan dengan setengah hati dan asal-asalan, sehingga waktu dan
tenaga yang terkuras tidak terbuang dengan begitu saja. Pesan moral yang
dicetuskan para leluhur ini dapat dijadikan bahan renungan untuk dijadikan
pelajaran berharga bagi setiap orang, terutama bagi orang tua yang tengah
menyiapkan masa depan anaknya.
Banyak yang
beranggapan bahwa uang merupakan segala-galanya yang harus dicari dalam
kehidupan ini, memang anggapan demikian tidaklah selalu salah, apalagi ditengah
kondisi biaya pendidikan yang tinggi dan mahal, sehingga setiap waktu dan kesempatan
orang akan berlomba-lomba untuk mengumpulkan uang dengan sebanyak-banyaknya.
Apalagi
untuk menyiapkan masa depan putra-putrinya, sehingga sering dijumpai seakan orang
tua pada saat sekarang tak punya waktu lagi untuk memperhatikan perkembangan sikap
mental dan prilaku anaknya sendiri ,memang
benar, materi dan uang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
seorang anak, tapi belum tentu uang dapat menjamin masa depan seseorang.
Sehingga orang tua tidak hanya fokus pada masalah uang saja tetapi diharapkan mampu
mengajari, mendidik dan dapat mengawasi anaknya dengan sebaik-baiknya, agar
tidak terjebak pada hal-hal yang kurang baik yang pada akhirnya akan menimbulkan kerugian
pada anak tersebut.
Kewajiban
dan tanggung jawab yang harus dilakukan setiap orang tua untuk menjaga dan
memelihara anaknya sejak kecil hingga menjadi dewasa,mengisi jiwa dan raga dengan
berbagai ilmu pengetahuan yang bermamfaat, apalagi dengan ilmu agama yang akan
digunakan untuk kehidupan dunia dan akhirat nanti, agar anak menjadi aset yang
bernilaiguna bagi orang tua, bangsa dan negara,
Harus diakui bukanlah perkara
mudah untuk mencapai harapan tersebut, sebab pada kenyataanya banyak sekali
orang tua yang gagal dan tak berhasil mendidik anaknya dengan baik, Mengupayakan ekonomi
terkadang sering dijadikan alasan merupakan prioritas utama yang dilakukan orang
tua, mereka berupaya sekuat tenaga, tidak pandang waktu dan keadaan, siang dan
malam, hujan dan panas, menempuh jarak jauh dan dekat, dengan teknik dan berbagai
cara pun ditempuh serta beribu alasanpun dipakai untuk mengusahakan materi tersebut.
Bahkan orang tua rela menggadaikan harga diri, jabatan dan nama baiknya demi
mencapai satu tujuan yaitu mendapatkan materi berupa uang untuk membahagiakan anak
yang dicintai dan disayanginya itu.
Tetapi jerih payah yang dilakukan orang tua
tersebut suatu ketika mungkin menjadi tidak bermakna jika salah dalam
pengelolaannya, kurang tepat dalam cara mendidiknya, sehingga harapan yang dibayangkan semula akan berobah menjadi
suatu ratapan dan tangisan sedih jika anak yang diperjuangkan dan dibela dengan
mati-matian tersebut tidak sesuai dengan tujuan semula.
Terkadang anak perlu waktu bersama dengan orang tua. Anak ingin diperhatikan lebih. Anak perlu banyak dukungan dan bimbingan orang tua. salam litersi kalbar
BalasHapus