Kapankah Kamu Terakhir Menangis!


Tampaknya menangis bukanlah sesuatu hal yang mesti dilakukan ketika seseorang melampiaskan perasaan dikala sedih saja. Tetapi tangisan penyesalan bagi umat yang telah melakukan sebuah kesalahan adalah suatu hal mutlak, perlu, dan wajib dilakukan manusia.

Menangis sebagai ungkapan penyesalan kesalahan kepada Allah SWT (dok. umairah.or)

Awalnya pertanyaan ringan, rilek, yang begitu santai tentang sebuah pertanyaan” kapan terakhiri kamu menangis”, muncul ketika sedang istirahat setelah pertukaran jam pelajaran disekolah. Pertanyaan yang lahir ketika canda gurau dalam sebuah pertemuan biasa.

Sebuah pertanyaan yang tentu jawabannya harus menggunakan hati nurani, perasaan, dan jawaban jujur yang transparan dari lubuk hati yang dalam dari seorang hamba, mengemuka spontan dikala gurauan ini, ternyata menyisakan sebuah pemikiran positif yang mesti dipikirkan oleh insan yang cerdas.

Walaupun mulanya tampak sepele, tetapi menyangkut ketenteraman hati dan kenyaman pikiran untuk melanjutkan kehidupan masa depan yang baik bagi seorang umat. Yang jika dilakukan dengan kesadaran utuh yang bijak, tentu akan menyelamatkan kehidupan dunia dan akhirat kelak.

Jika kita lihat selama ini bahwa munculnya tangisan ketika seseorang mengalami perasaan sedih yang mendalam karena sesuatu hal, atau dikala seseorang mengalami perasaan gembira yang berlebihan, ketika mengalami perasaan senang yang luar biasa, mungkin saja jatuhnya air mata tangisan juga tak dapat terelakan lagi.

Atau sebuah tangisan tidak lagi milik dan identik dengan kegiatan anak bayi dikala mereka lapar, atau bayi mengalami ngompol atau mengalami perasaan sakit yang dialaminya. Bahasa tubuh yang bisa diungkapkan sang bayi pada priode tersebut adalah dengan bahasa tangisan.

Tetapi sebagai umat beragama yang taat akan aturan agama yang diyakini atau kepercayaan yang dianutnya, disaat tertentu mereka harus mengaplikasikan segenap kesalahan yang pernah dilakukan dengan ungkapan tangisan sebagai bentuk penyesalan yang datang dari dalam diri seseorang.

Dikala kita menangis tentu aura positif yang meringankan beban pikiran akan muncul, sehingga kejujuran hati akan tampil tanpa ada yang mempengaruhinya. Dengan demikian hati akan berkata jujur bahwa mereka pernah berbuat sebuah kesalahan dan kenaifan yangmenyebabkan bongkahan dosa yang harus dipertanggung jawaban nantinya.

Sedangkan bentuk pengakuan dan penyesalan atas perbuatan dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan manusia dalam agama Islam disebut dengan Taubat. Sebuah pengakuan luhur yang lahir dalam diri dan lubuk hati yang paling dalam yang menjadi kekuatan diri dan kodrat sebagai manusia normal.

Taubat adalah bentuk usaha yang mesti dilakukan umat yang beragama Islam untuk mengakui kesalahan-kesalahanya. Pada hakekatnya Taubat adalah kembali tunduk kepada Allah dari bentuk segala perbuatan maksiat kepada-Nya begitu juga terhadap ketaatan kepada-Nya.

Salah satu bentuk ayat pada Alqur’an yang menganjurkan umat Islam untuk betaubat terdapat dalam  “QS.An Nuur:31, yang artinya : Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang beriman supaya kalian beruntung”.

Jadi sangat jelas dan terang benderang sekali Allah menyuruh kita semua untuk mau bertaubat atas bentuk penyelasalan atas sebuah kesalahan, baik kesalahan yang disengaja atau kesalahan yang tidak disengaja dilakukan. Bentuk kesalahan pada Allah SWT atau kesalahan  pada manusia yang pernah dilakukan.

Agar taubat yang dilakukan semakin bermakna maka sebaiknya dilaksanakan dalam bentuk penyesalan yang begitu dalam dalam bentuk tangisan dihadapan Allah SWT. Kita tak perlu malu menangis dihadapan Allah, karena Allah Maha pengampun dan pemberi maaf.

Jadi tidaklah berlebihan rasanya jika kita hanya rapuh dan menangis dikala mendapatkan musibah saja. Janganlah kita malu menangis dihadapan Allah, karena semuanya untuk kebaikan kita sendiri. Apalagi penyesalan dan diungkapkan dalam bentuk tangisan dilakukan dikala alam sunyi ditengah malam ketika semua umat dan makhluk tertidur pulas, kita meratapi diri dalam bentuk tangisan dihadapan Allah. Mungkin ketenangan abadi akan kita raih didunia apalagi di akhirat kelak.


0 Response to "Kapankah Kamu Terakhir Menangis!"

Posting Komentar