Tampaknya menangis bukanlah
sesuatu hal yang mesti dilakukan ketika seseorang melampiaskan perasaan dikala sedih saja.
Tetapi tangisan penyesalan bagi umat yang telah melakukan sebuah kesalahan
adalah suatu hal mutlak, perlu, dan wajib dilakukan manusia.
Menangis sebagai ungkapan penyesalan kesalahan kepada Allah SWT (dok. umairah.or)
Awalnya pertanyaan ringan,
rilek, yang begitu santai tentang sebuah pertanyaan” kapan terakhiri kamu menangis”,
muncul ketika sedang istirahat setelah pertukaran jam pelajaran disekolah.
Pertanyaan yang lahir ketika canda gurau dalam sebuah pertemuan biasa.
Sebuah pertanyaan yang tentu
jawabannya harus menggunakan hati nurani, perasaan, dan jawaban jujur yang
transparan dari lubuk hati yang dalam dari seorang hamba, mengemuka spontan dikala
gurauan ini, ternyata menyisakan sebuah pemikiran positif yang mesti dipikirkan
oleh insan yang cerdas.
Walaupun mulanya tampak sepele,
tetapi menyangkut ketenteraman hati dan kenyaman pikiran untuk melanjutkan
kehidupan masa depan yang baik bagi seorang umat. Yang jika dilakukan dengan
kesadaran utuh yang bijak, tentu akan menyelamatkan kehidupan dunia dan akhirat
kelak.
Jika kita lihat selama ini
bahwa munculnya tangisan ketika seseorang mengalami perasaan sedih yang
mendalam karena sesuatu hal, atau dikala seseorang mengalami perasaan gembira yang
berlebihan, ketika mengalami perasaan senang yang luar biasa, mungkin saja jatuhnya
air mata tangisan juga tak dapat terelakan lagi.
Atau sebuah tangisan tidak
lagi milik dan identik dengan kegiatan anak bayi dikala mereka lapar, atau bayi
mengalami ngompol atau mengalami perasaan sakit yang dialaminya. Bahasa tubuh yang
bisa diungkapkan sang bayi pada priode tersebut adalah dengan bahasa tangisan.
Tetapi sebagai umat beragama
yang taat akan aturan agama yang diyakini atau kepercayaan yang dianutnya,
disaat tertentu mereka harus mengaplikasikan segenap kesalahan yang pernah
dilakukan dengan ungkapan tangisan sebagai bentuk penyesalan yang datang dari
dalam diri seseorang.
Dikala kita menangis tentu
aura positif yang meringankan beban pikiran akan muncul, sehingga kejujuran
hati akan tampil tanpa ada yang mempengaruhinya. Dengan demikian hati akan
berkata jujur bahwa mereka pernah berbuat sebuah kesalahan dan kenaifan
yangmenyebabkan bongkahan dosa yang harus dipertanggung jawaban nantinya.
Sedangkan bentuk pengakuan
dan penyesalan atas perbuatan dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan manusia dalam
agama Islam disebut dengan Taubat. Sebuah pengakuan luhur yang lahir dalam diri
dan lubuk hati yang paling dalam yang menjadi kekuatan diri dan kodrat sebagai
manusia normal.
Taubat adalah bentuk usaha yang
mesti dilakukan umat yang beragama Islam untuk mengakui kesalahan-kesalahanya.
Pada hakekatnya Taubat adalah kembali tunduk kepada Allah dari bentuk segala
perbuatan maksiat kepada-Nya begitu juga terhadap ketaatan kepada-Nya.
Salah satu bentuk ayat pada
Alqur’an yang menganjurkan umat Islam untuk betaubat terdapat dalam “QS.An Nuur:31, yang artinya : Dan
bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang beriman supaya kalian beruntung”.
Jadi sangat jelas dan terang
benderang sekali Allah menyuruh kita semua untuk mau bertaubat atas bentuk
penyelasalan atas sebuah kesalahan, baik kesalahan yang disengaja atau
kesalahan yang tidak disengaja dilakukan. Bentuk kesalahan pada Allah SWT atau
kesalahan pada manusia yang pernah
dilakukan.
Agar taubat yang dilakukan
semakin bermakna maka sebaiknya dilaksanakan dalam bentuk penyesalan yang
begitu dalam dalam bentuk tangisan dihadapan Allah SWT. Kita tak perlu malu
menangis dihadapan Allah, karena Allah Maha pengampun dan pemberi maaf.
Jadi tidaklah berlebihan
rasanya jika kita hanya rapuh dan menangis dikala mendapatkan musibah saja.
Janganlah kita malu menangis dihadapan Allah, karena semuanya untuk kebaikan
kita sendiri. Apalagi penyesalan dan diungkapkan dalam bentuk tangisan
dilakukan dikala alam sunyi ditengah malam ketika semua umat dan makhluk
tertidur pulas, kita meratapi diri dalam bentuk tangisan dihadapan Allah.
Mungkin ketenangan abadi akan kita raih didunia apalagi di akhirat kelak.
0 Response to "Kapankah Kamu Terakhir Menangis!"
Posting Komentar