Banyak hal menarik yang
dapat menginspirasi kehidupan kita kedepan, terlebih lagi jika kita mau menggali
kembali tradisi lama yang bernilai positif yang masih eksis yang berguna dan
tetap dipertahankan sampai sekarang pada daerah di minangkabau.
Kurban Idul Adha di surau cubadak Lubuak Jantan Lintau (dok.Fajar Literasi)
Salah satu nagari yang akan
kita angkat dan sangat inspiratif adalah nagari Lubuak Jantan Lintau, sebuah
nagari yang terletak dikaki gunung Sago, menurut administrasi pemerintahan daerah
ini berada di Kecamatan Lintau Buo utara, Kabupaten Tanah Datar Propinsi
Sumatera Barat.
Nagari ini merupakan nagari
yang telah lama maju, sudah dikenal sejak masa pemerintahan kolonial dulu, nagari
yang juga cukup populer sejak masa kerajaan minangkabau dahulunya, yaitu
terdapatnya situs peninggalan sejarah masa lampau dengan tokoh wanitanya
bernama Siti Hajir dan berdirinya rumah gadang yang megah dan kokoh, sebagai
rumah kebanggaan suku minangkabau.
Keadaan sosial masyarakatnya
yang menarik kuat akan tradisi, terutama dalam memegang teguh adat istiadat dan
agama Islam yang berlaku. Sehingga adat basandi syarak dan syarak basandi
kitabullah tetap menjadi pilar hukum sebagai pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat didaerah ini.
Begitu kuatnya pemahaman
masyarakat tentang adat istiadat, budaya, agama dan keyakinan, tergambar dalam
setiap kegiatan yang ada. Hampir semua kegiatan dinagari ini selalu mengedepankan
kultur agama dan adat istiadat dalam setiap aktivitasnya, sehingga nilai
keagamaan, kegotong –royangan dan semangat kekeluargaan tetap melekat kuat dalam
kehidupan keehariannya.
Karakter kegotong-royangan
terlihat dalam setiap lini kehidupan, salah satunya dalam kegiatan
penyembelihan hewan kurban dihari raya Idul Adha tahun ini, biasanya ditempat
lain kegiatan kurban di kelola oleh panitia kurban yang ditunjuk masyarakat
untuk berjalannya kegiatan kurban.
Tetapi ditempat ini,
kegiatan penyembelihan hewan kurban dilakukan secara kebersamaan, tidak saja
dihadiri para bapak, tetapi kaum ibupun ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan
kurban.
Tugas ibu-ibu adalah memasak
makanan untuk dipersembahkan kepada masyarakat yang hadir dan pekerja yang
datang kelokasi penyembelihan. Semua yang hadir ikut bekerja dan menyicipi
daging korban yang dimasak ibu-ibu tadi.
Berbeda memang dengan daerah
lain, dimana pekerja, ditunjuk oleh peserta kurban, tetapi disini pekerja
adalah masyarakat yang datang dengan kesadaran dan menjunjung tinggi semangat
kebersamaan.
Begitu eratnya tali
persahabatan dan persaudaraan didaerah ini. Dan tidak ada pekerjaan yang
berat jika dikerjakan secara bersama-sama. Pantas rasanya jika daerah laini dapat mencontoh cara berkurban seperti yang dilakukan dinegeri Lubuak
Jantan ini, yang begitu kuat semangat kebersamaannya.
Mudah-mudahan kedepan budaya yang positif ini dapat berkembang terus, sehingga negeri ini maju terus, sesuai dengan harapan banyak orang, dan dapat menginspirasi kita semua, demi kemajuan bangsa ini kedepan.
Mudah-mudahan kedepan budaya yang positif ini dapat berkembang terus, sehingga negeri ini maju terus, sesuai dengan harapan banyak orang, dan dapat menginspirasi kita semua, demi kemajuan bangsa ini kedepan.
0 Response to "Tradisi Kurban di Lubuak Jantan Lintau yang Patut Ditiru"
Posting Komentar