Kalimat tauhid, berupa
takbir dan tahmid tak henti-hentinya berkumandang, ketika ribuan orang membentuk
barisan yang begitu rapi dan teratur sekali, sambil memegang sebuah obor,
pertanda mereka sadar akan hari kemenangan dalam peringatan hari raya Idul Adha
1440H tadi malam.
Pawai obor yang dilakukan Santri Pasantren Darul U'lum Tigo Jangko Lintau (dok.Fajar Literasi)
Lafaz takbir dan tahmid tersebut
keluar secara spontan, tulus dan ikhlas yang diucapkan oleh ribuan lidah kaum
muslimin, membuat segenap hati kaum muslimin dan muslimat dipelosok negeri ini,
seakan terhentak sadar dikala memuji kebesaran Allah SWT.
Sehingga membuat Qalbu,
perasaan dan hati manusia yang mendengar kalimat tauhid tersebut , tersentuh, menyatu dan bercampur
baur dalam nuansa ketenangan, ketakutan dan perasaan tidak berdaya dihadapan
Ilahi Sang Pencipta alam semesta ini.
Berbagai gambaran hatipun
terpancar dan dirasakan dalam pawai obor yang berlangsung meriah pada malam
itu. Ada yang gembira karena kemeriahan pawai obor sebagai tanda kemenangan dan
ada juga muncul perasaan sedih karena menyesal bahwa selama ini mereka selalu
berbuat kealpaan atau kesalahan dimuka bumi ini.
Tetapi secara umum peserta
pawai sangat senang dan gembira ketika mengikuti dan menyaksikan momen tahunan
tersebut, moment yang mulai jarang terlihat pada dekade terakhir ini. Padahal kegiatan
ini sarat dengan nilai-nilai regilius keagamaan yang bernilai tinggi.
Dahulunya kegiatan pawai
obor ini hampir ditemui pada seluruh pelosok nagari yang ada di ranah minang
ini, setiap peringatan hari besar agama seperti tahun baru Hijriah, maulitan,
dan acara-acara sakral lainnya sering dilakukan dengan menghadirkan pawai obor
seperti ini.
Tetapi seiring dengan
perjalanan masa dan waktu, tradisi tersebut mulai terendus dan dipengaruhi oleh
perobahan serta kemajuan zaman yang begitu cepat dan tak terkendali. Mungkin
manusia sekarang mulai disibukkan oleh keperluan dan kepentingan pribadi
masing-masing sehingga nuansa regelius ini mulai kendor dan terpinggirkan.
Yang jelas momen besar tadi
malam, adalah momen besar atau sebuah awal dari kebangkitan semangat generasi penerus
bangsa, khususnya generasi muda Islam untuk dapat menunjukkan kembali rasa
kecintaannya terhadap agama Allah SWT ini.
Pawai obor yang digagas oleh
santri yang belajar di Pondok pasantren Darul U’lum Tigo Jangko dan segenap
pemuka masyarakat, cerdik pandai, ninik mamak, bundo kanduang diKecamatan
Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar, kegiatan yang patut diapresiasi dan diberikan
acungan jempol karena, sangat menginspirasi kita semua untuk membangun kembali
semangat Ukhwah Islamiyah yang selama ini dijunjung tinggi oleh masyarakat
minangkabau.
Pawai yang sangat meriah itu
tidak hanya diikuti oleh santri pondok pasantren saja, tetapi masyarakat
sekitarnya ikut larut dalam barisan pawai tersebut, mereka tanpa dipaksa dan
disuruh oleh siapun menyemarakan acara tersebut, mereka hadir dengan kemauan
hati sendiri sebagai tanda kecintaan kepada tanah kelahirannya dan terpanggil
oleh keyakinan yang dianutnya.
Anak-anak dan orang dewasa di
Nagari ini bersatu, dan berbaur dalam suatu rasa kebersamaan sambil melantumkan
ucapan yang sama yaitu kalimat Allahu Akbar. Semua yang menyaksikan pawai
tersebut ikut memuji kebesaran Allah
sampai acara tersebut berakhir.
Rasa kebahagian pun
terpancar dari wajah-wajah mereka, peserta berjalan beriringan menuju sasaran
dengan tujuan yang sama, yaitu merayakan Idul Adha 1440H, walau hanya diterangi
oleh obor yang tidak begitu terang jika dibandingkan dengan sinar listrik yang
menggantikan posisi obor pada saat sekarang.
Tetapi hati mereka dibuat
terang benderang oleh cinta yang besar terhadap Agama Allah ini, mereka
mengorbankan waktunya untuk terlibat dalam kegiatan yang penuh nilai sejarah
ini, karena selama ini obor tak begitu populer sebagai alat penerangan lagi,
tetapi cahaya obor pada malam itu dapat membakar semangat masyarakat untuk
mengingat Allah SWT.
Dan banyak lagi nilai-nilai
positif yang terkandung oleh pelaksanaan pawai obor tersebut, mulai dari
semangat kebersamaan sampai pada nilai sakral yang dikumandangkan secara
bersama-sama sebagai ungkapan rasa syukur terhadap nikmat yang begitu besar
yang telah diterima umat manusia selama ini.
Walaupun ribuan media belajar
bisa menyampaikan pesan keagamaan yang berkembang selama ini, tetapi momen
langsung seperti ini dapat melekat secara langsung pada pikiran generasi muda
yang menyaksikan dan ikut dalam kegiatan pawai tersebut.
Sebenarnya pawai obor ini, juga
mengajarkan kepada kita semua, tentang pentingnya semangat kegotong royongan, sebuah
karakter positif yang mulai pudar dalam kehidupan masyarakat saat ini, karena
untuk menyediakan obor saja telah nampak kerjasama yang begitu apik yang
tebangun secara tidak langsung dalam kehidupan masyarakat.
Mudah-mudahan pada masa
mendatang kegiatan serupa ini akan terus kita saksikan disemua nagari diranah
minang ini, karena syiar agama yang begitu indah, suci, religius yang dipenuhi
oleh nilai-nilai positif ini sangat dibutuhkan untuk kelanjutan kehidupan masa
mendatang yang lebih baik.
Hanya dengan semangat
kebersamaanlah negeri ini dapat kita bangun menjadi negeri maju yang penuh
karakter, suatu negeri yang mengamalkan nilai-nilai agama sehingga dapat
sejajar dengan bangsa lainnya didunia ini. Semoga saja…
0 Response to "Pawai Obor Menyemarakkan Idul Adha 1440 H di Lintau Buo "
Posting Komentar