Sebatang
lidi terombang-ambing oleh angin. Dia tercampak ke sana kemari, berpindah, terhempas, dan tak berdaya apa-apa. Untunglah pembuat sapu berbaik hati. Dengan
kebaikan hatinya, sang lidi dibawa pulang, lalu dibersihkan.
dokumen Fajar Literasi
Pembuat sapu
mempertemukan lidi dari berbagai asal. Lidi-lidi
tidak lagi mengedepankan personal, tetapi mengedepankan kolektivitas. Lidi-lidi
itu tidak lagi menonjolkan asal mereka, baik dari kelapa gading, atau kelapa
hibrida.
Lidi-lidi itu tidak mempersoalkan apakah berasal dari kelapa yang
rendah atau tinggi, dari kelapa yang masih muda atau kelapa yang sudah tua. Pembuat
sapu mengikat, menyatukan lidi-lidi itu sehingga muncul sebuah sapu yang kuat.
Sekarang
lidi telah berubah. Lidi bukan lagi sosok yang lemah, melainkan sosok yang
kuat.. Kebersamaan dan persatuan yang terbentuk, membuat mereka jadi kuat. Dengan penampilan barunya, lidi-lidi mampu berbuat lebih banyak.
Lidi-lidi bersatu mampu membersihkan
jalanan dan halaman dari sampah.
Sapu juga
memiliki sistem walaupun sangat sederhana. Sapu terdiri dari ratusan lidi, sebuah
tangkai, dan sebuah tali pengikat, yang masing-masing memiliki fungsi yang
berbeda-beda, tetapi menuju ke satu tujuan yang mulia. Setiap komponen berusaha
bekerja sesuai dengan fungsinya.
Masing-masing komponen tidak merasa yang paling berjasa, tetapi selalu
berperan sebaik mungkin.
Sekolah
merupakan sebuah sistem yang memiliki
berbagai komponen dan saling
membutuhkan. Komponen itu adalah kepala sekolah, guru, tenaga tata usaha,
komite sekolah, dan siswa. Komponen tersebut perlu membangun kolaborasi.
Kolaborasi yang mereka ciptakan
merupakan kekuatan yang dahsyat untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Kolaborasi tersebut merupakan harapan bagi peserta didik
bagi peningkatan pelayanan pendidikan.
Masing-masing komponen tidak merasa hebat
sendiri. Bila masing-masing merasa hebat, akan muncullah jurang pemisah di
antara mereka. Akibatnya, mereka akan berjalan sendiri-sendiri. Lebih baik kehebatan yang mereka miliki,
disatukan untuk melaksanakan kegiatan di sekolah. Tidak ada jurang pemisah
antara senior dengan yunior. Senior dan yunior bukanlah pilihan, tetapi
merupakan suatu realitas.
Para senior kaya dengan pengalaman karena telah
mengabdi betahun-tahun. Sementara itu, yunior memiliki pengetahuan yang masih
segar dan hangat, serta pengetahuan yang mutakhir. Masing-masing memiliki
kelebihan dan kelemahan yang tidak perlu dipertentangkan. Yang lebih penting
adalah bagaimana yang senior bersinergis dengan yang yunior dalam memberikan
pelayanan kepada peserta didik.
Komunikasi
sangat penting menjalin kolaborasi. Dengan komunikasi yang efektif, masing-masing
dapat memahami satu sama lain. Masing-masing akan dapat memahami kompetensi dan
kelebihan temannya. Komunikasi yang baik menyebabkan seseorang memiliki sikap
positif dan berpikir positif terhadap orang lain. Seseorang akan mampu
mengambil hal positif dan kelebihan orang lain sebagai masukan yang berharga
bagi pengembangan dan peningkatan kompetensinya.
Dalam era
globalisasi, kerja sama merupakan suatu hal yang sangat penting. Kesuksesan
seseorang banyak ditentukan oleh bagaimana seseorang mampu bekerjasama dengan
orang lain. Bekerja sendiri-sendiri merupakan hal yang sudah harus ditinggalkan.
Karena itu, seseorang hendaklah mampu bekerja sama dengan orang lain. Dengan bekerja
sama seseorang akan memiliki motivasi dan kekuatan baru sehingga tujuan yang
diinginkan akan tercapai dengan mulus.
Keterbukaan perlu ditumbuhkan apa lagi
dalam menyelenggarakan pendidikan. Para personil hendaklah mau membuka diri terhadap paradigma baru
tentang pendidikan dan pembelajaran.
Jangan merasa puas dengan apa yang
diperoleh di masa kuliah dulu karena pengetahuan bersifat dinamis. Karena itu, perlu adanya kemauan untuk meng-update pengetahuan baru sehingga mampu mengikuti dinamika pengetahuan yang sedang berlangsung.
Setiap
personil memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Kelebihan dan kelemahan yang dimiliki perlu disikapi dan direspon secara
proporsional. Kelemahan seorang akan
dapat diatasi dengan banyak membaca,
selalu meningkatkan kompetensi, dan mau
berbagi dengan orang lain. Selain itu, dengan melakukan kolaborasi dengan
teman sejawat, kelemahan akan berubah menjadi kekuatan.
Kelebihan
yang dimiliki seorang merupakan hal harus disyukuri. Kelebihan tersebut
janganlah membuat seseorang menjadi
angkuh. Kelebihan tersebut akan lebih bermanfaat bila ditransfer kepada orang lain. Semakin dibagikan kompetensi yang kita
miliki, akan terasa lebih mantap. Karena ilmu yang diberikan kepada orang lain
tidak akan berkurang, tetapi akan bertambah.
Perubahan
mind set personil sekolah untuk berkolaborasi memberikan makna dan manfaat yang luar biasa
bagi peningkatan hasil pendidikan dan pembelajaran. Kolaborasi yang ditumbuhkan
di sekolah akan lebih mantap dan lebih
berarti bila dibarengi dengan koordinasi yang dimotori oleh pimpinan sekolah.
Dengan kolaborasi yang mantap, akan muncul kebersamaan dan menghilangkan gap antarpersonil di sekolah. Dengan
demikian, personil sekolah akan mampu bersinergi
dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Semoga!
0 Response to "Menjalin Kolaborasi Di Sekolah"
Posting Komentar