“Mencari orang pintar dan cerdas tidak sulit, tetapi mendapatkan orang cerdas dan pintar yang jujur agak susah. Karena itu jadilah pelopor kejujuran, pendidikan karakter harus dimulai dari kejujuran ini.” Demikian kata salah satu fasilisator , Rosyid Mahmudi dalam sebuah pelatihan K-13, di Batusangkar).
dokumen Fajar Literasi
Globalisasi dan kemajuan zaman membuat nilai-nilai menjadi pudar bahkan diputarbalikkan. Nilai-nilai yang dulu menjadi panutan, sekarang dipinggirkan. Kejujuran misalnya, menjadi suatu yang langka, yang sulit ditemui.
Padahal kejujuran merupakan nilai yang seharusnya menjadi pakaian dalam hidup. Kejujuran tidak hanya terbatas sebagai pengetahuan saja, sebagai retorika atau slogan belaka.
Sejak lama muncullah pameo dalam masyarakat, “ Lurus kurus, bengkok semok.” Secara kasat mata memang orang yang lurus tersebut tidak memperoleh harta yang banyak. Dari segi harta mereka memang kurus. Akan tetapi, keberkatan yang mereka miliki gemuk. Hidup mereka pernuh dengan keberkahan.
Hal itu menggambahkan bahwa pemahaman masyarakat terhadap kejujuran telah berubah. Banyak orang tidak lagi menghargai dan menjunjung tinggi kejujuran. Mereka hanya memandang materi semata, tanpa mempertimbangkan apakah kejujuran ditegakkan atau tidak.
Sejatinya kejujuran teraplikasi dalam segenap aktivitas kehidupan. Kejujuran akan mendatangkan ketenangan dan kedamaian hati. Kejujuran dalam beraktvitas akan mendatang kepuasan dan keberkahan.
Sebaliknya, orang yang tidak menjunjung tinggi kejujuran akan selalu dibayang-bayangi oleh kesalahan yang mereka lakukan. Akibatnya, ketenangan hidup menjadi pudar. Perasaaan mereka tidak tenang karena dikejar-kejar dosa.
Rasululah SAW bersabda, "Jujurlah kalian selalu, karena sesungguhnya kejujuran itu mengantarkanmu pada kebaikan; dan kebaikan itu sesungguhnya mengantarkanmu menuju surga. Sedang dusta hanya akan mengantarkanmu pada keburukan dan dosa; dan sesungguhnya dosa itu mengantarkanmu menuju neraka." - HR. Bukhori & Muslim
Praktik ketidakjujuran akan merusak sendi-sendi kehidupan. Yang bersalah bisa menjadi benar, yang berhak bisa tidak memperoleh apa-apa, bila kejujuran telah menghilang dalam aktivitas kehidupan.
Yang benar menjadi salah, yang tidak berhak bisa mendapat, bila kejujuran hanya sebagai penghias bibir belaka. Yang berkualitas terlihat seperti berkualitas, dan sebaliknya, bila kejujuran telah dikebelakangkan.
Mungkin dengan ketidakjujuran akan dapat meraih sukses, tetapi sukses yang diraih merupakan sukses yang semu. Mungkin dengan ketidakkejujuran seeorang akan dapat meraih sesuatu materi dan yang bersifat financial dengan mudah. Akan tetapi, keberhasilan tersebut merupakan keberhasilan yang tidak bermartabat dan tidak berkah.
Martabat kerberhasilan tersebut tidak ditentukan oleh apa yang diperoleh, tetapi bagaimana cara memperolehnya. Apakah cara yang digunakan bermartabat atau tidak, sudah seharusnya menjadi pertimbangan utama sebelum melakukan sesuatu.
Setiap aktivitas kita hendaklah selalu dilandasi oleh nilai kejujuran. Dalam keluarga misalnya. kejujuran merupakan salah satu pilar penting. Dengan kejujuran, keluarga akan berdiri dengan kokoh, mampu menghadapi berbagai tantangan dan cobaaan.
Dengan fondasi kejujuran, kelangsungan dan keharmonisan kehidupan keluarga akan dapat dipertahankan. Kejujuran membuat bahtera rumah tangga akan mampu melaju menyongsong gelombang menuju pulang kebahagiaan.
Kejujuran juga harus dibawa kemana-mana, termasuk dalam aktivitas atau kerja atau tugas yang kita emban. Kejujuran dalam bekerja akan medatangkan produkivitas yang tinggi karena seoran yang jujur dalam tugasnya akan melaksanakan sesuatu dengan rasa tanggung jawab.
Kejujuran tersebut akan memotivasi kita memperlihatkan kinerja yang berkualitas karena orang jujur memahami ruang lingkup dan intensitas tugas yang akan dilaksanakan.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai kejujuran sangat penting. Kejujuran akan mendatangkan kekuatan yang dahsyat dalam membangun bangsa dan negara. Kesejahteraan rakyat akan menjadi kenyataan bila kejujuran selalu mewarnai perilaku anak bangsa. Sebaliknya ketidakjujuran akan menimbulkan kebangkrutan dan kesengsaraan.
Perlu kita renungkan apa yang dikatakan Thomas J. Stanley, Ph.D bahwa bersifat jujur kepada semua orang dan memiliki hasrat untuk menjadi figur yang dihormati adalah faktor penting yang menunjang kesuksesan. Karena itu, merupakan kewajiban kita semua menjadi insan pelopor kejujuran dengan menebarkan kartu kejujuran dimana-mana. Ayo!
0 Response to "Menebar Kartu Kejujuran"
Posting Komentar