Bagaimana Menjadi Guru Millenial?


Jika kita mau jujur, menjalani profesi sebagai seorang guru pada abad modern ini bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan enteng, Seorang guru tidak cukup hanya berbekal ijazah keilmuan saja, tetapi paling tidak guru dan calon guru harus memiliki komitmen tinggi dan integritas yang mumpuni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Siswa sedang menjalani proses pembelajaran (dok. foto Fajar Literasi)

Karena bidang pekerjaan ini merupakan bahagian dari proses kehidupan manusia, sedangkan pada prinsipnya manusia setiap saat tergantung pada alam semesta. mereka harus inten beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar. Sedangkan alam selalu berubah tanpa bisa terdeteksi oleh ilmu pengetahuan manusia maju sekalipun.

Oleh sebab itu, persoalan mendidik menjadi persolan serius yang harus dipikirkan secara cerdas dan dengan perhitungan yang matang. Sederetan persoalan mungkin saja muncul diluar perkiraan semula ketika proses pendidikan manusia itu berlangsung.

Apalagi di abad 21 atau yang lazim dengan sebutan abad millennial seperti sekarang ini, tantangan memanusiakan manusia dengan pendidikan merupakan persolan serius yang dirasakan hampir diseluruh belahan dunia, termasuk negara berkembang seperti negara kita Indonesia ini.

Tantangan Pendidikan Di abad Millenial (dok. Fajar Literasi)

Diabad ini dunia pendidikan dihadapkan pada persoalan rumit, disatu sisi dunia pendidikan harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang handal, maju, dan berkualitas. Karena sebuah negara tidak sanggup lagi menopang perekonomian negaranya dengan hanya bergantung pada sumber daya alam yang semakin berkurang dan hampir habis.

Setiap negara didunia selalu berlomba-lomba untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara lain. SDA yang harus berkompetitif setiap saat. Sedangkan gangguan  besar setiap saat muncul dan sulit dibendung. Salah satunya adalah perkembangan kemajuan teknologi dan peradaban modern yang sering menjadi hambatan bagi dunia pendidikan pada priode sekarang ini.

Yang seharusnya anak didik harus belajar dan memilikrkan masa depannya, sekarang malah menjadi budak teknologi yang semakin hari sulit dibendung. Dalam pikiran anak didik hanya bagaimana mereka bisa bermain dan bersenang-senang dengan gadget yang dimilikinya. Mereka berlindung dibalik kemegahan dan gemerlapan laju zamannya.

Anak sekolah tak mau lagi berfikir secara utuh, masa depan yang diharapkan tentu hanya sebatas angan-angan yang terucap ketika mereka duduk dibangku PAUD. Sedangkan setelah mereka menempuh kehidupan remaja semuanya berbanding terbalik dengan harapan orang tua, bangsa, dan negara yang tertompang padanya.

Tantangan yang demikian besar itu tentu menjadi tugas guru pada abad millenial ini. Guru bukan lagi sebagai agen pembelajaran yang digariskan kurikulum saja. Tetapi guru millennial harus mampu menciptakan iklim pembelajaran yang sanggup menanggulangi minat anak yang tidak mau lagi belajar dengan sepenuh hati. Jadi berat dan sangat komplit sekali tugas seorang guru, sama seperti perkembangan mental anak yang semakin bervarisasi juga.

Untuk menghadapi peserta didik pada masa sekarang tentu guru harus menyiapkan berbagai tekhnik, cara, serta formula yang tepat dan sesuai dengan tuntutan zaman. Keberhasilan seorang guru tidak semata-mata hanya berpijak pada kurikulum yang tengah berlaku saja. Tetapi paling tidak guru millennial harus memiliki dua senjata penting yaitu mampu berinovasi dan menberikan motivasi pada peserta didiknya.

Guru millennial harus mampu mengajak siswanya agar mau belajar, walau sepenuhnya minat untuk belajar itu semakin kurang Sehingga peran guru mampu mengubah pola fikir anak yang selama ini menganggap belajar hanya sekedar pemenuhan tanggung jawab harian semata dan hanya untuk mengisi kegiatan rutin saja.

Dua hal tersebut diharapkan mampu menjadi senjata ampuh untuk menumbangkan segenap persoalan yang ada dalam dunia pendidikan. Dua kalimat yang mungkin mudah diucapkan tetapi sulit untuk dilaksanakan. Inovasi pada pembelajaran yang diampu, dan berikan kata-kata motivasi yang menyentuh perasaan sang anak didik.

Sampai dimana inovasi dan motivasi yang dimiliki guru pada saat ini, hanya waktu dan masa yang bisa menjawabnya. Kita yakin apabila semua guru berkomitmen untuk itu, maka wajah dan potret pendidikan dinegeri ini InsyaAllah tentu bisa berubah, tentu semuanya bukanlah tanggung jawab pada pundak guru semata, tetapi peran orang tua menjadi pilar yang sangat penting untuk keberhasilan anak-anaknya.

Tugas semua kita untuk memajukan pendidikan dinegeri ini, apabila semua kita mau untuk berbuat, niscaya tidak ada yang tak mungkin keberhasilan yang kita idamkan dapat kita raih. Sehingga bangsa Indonesia akan diperhitungkan SDAnya bagi segenap negara didunia ini.


0 Response to "Bagaimana Menjadi Guru Millenial?"

Posting Komentar