Permen
PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang PKG dan PKB mengisyaratkan
guru untuk meningkatkan kemampuan menulis.
Melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), guru
diharapkan mampu melakukan publikasi
ilmiah.
dokumen Foto Fajar Literasi.com
Kenyataannya, masih banyak guru yang belum mampu menulis. Ketidakmampuan guru tersebut disebabkan oleh banyak hal , seperti malas berfikir, enggan membaca,
terlalu sibuk bekerja mengurus keperluan rumah tangga dan mencari nafkah,
menutup diri dengan hal yang baru dan menantang.
Penyebab yang sering dikemukakan adalah tidak adanya
waktu. Guru merasa sibuk dengan urusan mengajar. Selain itu, juga disebabkan oleh kurangnya kemauan dalam
diri guru untuk menulis. Faktor itu dilengkapi dengan kurang pengetahuan
dan keuletan.
Mengapa
guru perlu mengembangkan kemampuan menulis? Menulis mempunyai banyak
manfaatnya. Seorang Psikolog dari Amerika Serikat dalam Fianzoner (2011)
mengemukaan sejumlah manfaat bila seseorang mau menulis.
Manfaat tersebut
antara lain: menjernihkan pikiran, membantu mendapatkan dan mengingat
informasi, membantu memecahkan masalah, melatih berpikir lebih runtut dan
logis, menggali lebih dalam ilmu kita, dan mengamati sesuatu secara lebih luas, menjaga semangat dan komitmen.
Sementara itu,
pakar yang sama dalam Purwo Com mengungkapkan manfaat menulis antara lain:
menjaga semangat dan komitmen, mencari dan memperkaya inspirasi, serta meningkatkan
kreativitas.
Menulis juga dapat dijadikan bahan bagi pengembangan profesi guru. Untuk
kenaikan pangkat yang lebih tinggi, guru diwajibkan membuat karya tulis ilmiah.
Banyak jenis karya tulis yang dapat ditulis oleh guru. Jenis karya tulis
tersebut adalah artikel ilmiah populer, artikel populer, kajian kritis, best
practice, makalah, diktat, buku, dan PTK.
Orang bijak mengatakan “Dimana ada kemauan, pasti ada jalan”. Sesibuk
apapun , apabila kita mempunyai kemauan pasti kita mampu menulis. Hal ini
banyak dibuktikan para tokoh birokrat dan penulis lainnya. Irwan Prayitno,
Gubernur Sumatera Barat dengan segudang kesibukannya, masih mampu melahirkan
tulisan.
Kita sering membaca tulisan Alfian Jamrah walaupun beliau sibuk
sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Tanah Datar. Taufik Efendi
sering mengeluarkan komentar-komentar yang bernas dan mantap terhadap fenemona
yang berkembang, Sebagai Kepala Bapeda, beliau tentu tidak kalah sibuknya
dengan pejabat-pejabat lain. Waitlem, sangat aktif dalam menulis sejak awal
tahun 1990-an.
Beliau juga sibuk sebagai narasumber dan Tim Inti ( District Core Team) Dinas
Pendidikan Kabupaten Solok. ditambah lagi sekarang sebagai pengawas. Marjohan,
guru SMA Layanan Unggulan Tanah Datar banyak melahirkan tulisannya meskipun
beliau juga sibuk.
Kunci utama untuk menulis adalah ciptakan kesempatan. Jangan menunggu
kesempatan itu datang. Tidak akan pernah ada waktu bagi kita kalau tidak mengelola
waktu dengan baik. Menulis tersebut tidak mengenal tempat, dimana saja bisa.
Dalam perjalanan di atas mobil, di tepi danau , di tengah keramaian pasar, di
lapangan sepak bola, dan sebagainya. Menulis juga tidak mengenal waktu,
pagi-pagi, tengah hari, sore atau larut malam dapat digunakan untuk menulis. Selain
itu, kegiatan menulis perlu dibarengi dengan
minat, keseriusan dan konsentrasi yang tinggi, serta kemauan yang kuat.
Untuk mencari ide, sekaligus membuka wawasan guru dalam menulis,
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, sering membaca tulisan orang
lain di koran atau majalah. Kedua mengamati lingkungan. Ketiga, melakukan
pembicangan dengan teman atau orang lain. Keempat menuliskan permasalahan yang dialami sendiri dalam melaksanakan
pembelajaran. Kelima, membaca buku-buku referensi di perpustakaan, dan sebagainya.
Membaca tulisan orang lain akan mendatangkan inspirasi untuk menulis. Kita bisa mengomentari
kelemahan atau hal yang belum tersentuh sesuai dengan tema tulisan tersebut. Kita
juga bisa menyampaikan dukungan terhadap
ide penulis dengan referensi lainnya.
Tulisan tersebut memberikan ilham kepada kita untuk menulis
dengan tema yang berbeda. Kita juga dapat menulis tema yang sama, tetapi dengan
penggarapan dan argumen yang berbeda.
Bila sudah dapat ide, mulailah menulis, sekurang-kurangnya pokok-pokok
pikirannya saja dulu. Hal ini dimaksudkan agar ide yang keluar tidak hilang.
Pada saatnya nanti ide tersebut dapa
dikembangkannya pada suasana yang agak tenang , seperti di rumah atau di sekolah.
Tulislah apa yang dalam pikiran kita sesuai dengan ide yang
ditemukan. Biarkanlah semua ide turun
bagai hujan. Tampunglah semua ide yang ada dalam pikiran. Jangan melakukan penyaringan ketika
melakukan proses menulis karena itu akan menghambat kita dalam menuangkan ide. Setelah
tulisan selesai, barulah dilakukan penyuntingan.
Kegiatan menulis dapat dimulai dengan menulis jurnal. Tuliskanlah apa
yang telah dilakukan selama proses pembelajaran. Catatlah semua fenomena yang
berlangsung selama pembelajaran.
Segala kejadian yang berlangsung dalam
pembelajaran dicatat dengan cermat. Ungkapkan dalam jurnal apakah kita puas
dengan pembelajaran yang dilakukan atau tidak. Selain itu, guru juga dapat
menyuruh siswa menulis jurnal. Siswa menuliskan responnya terhadap pembelajaran
yang baru saja dilakukan.
Mintalah siswa untuk jujur dalam mengungkapkan
responnya, apakah siswa merasa puas dengan kegiatan pembelajaran atau tidak. Respon
siswa akan memperkaya gagasan kita untuk
menulis.
0 Response to "'Guru', Ciptakan Kesempatan Untuk Menulis"
Posting Komentar