Publikasi Ilmiah Guru


Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkatan seseorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian

Kegiatan seminar PTK (dok Foto Fajar Literasi)

Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian pegawai negeri sipil terhadap negara, serta sebagai dorongan kepada pegawai negeri sipil (termasuk guru) untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya.  

Guru yang  telah menerima kenaikan pangkat diharapkan dapat bekerja dengan optimal.  Kenaikan pangkat yang telah diterima dapat dijadikan sebagai salah satu motivator kinerja..

Sampai pangkat IV/a pemprosesan pangkat berjalan dengan mulus. Tidak ada hambatan yang berarti bagi guru dalam mengusulkan kenaikan pangkatnya. Ada guru yang dalam dua atau tiga tahun bisa mendapatkan kenaikan pangkat yang lebih tinggi. Dengan angka kredit unsur utama seperti PBM yang cukup, guru dapat memperoleh pangkat yang lebih tinggi.

Saat ini masih banyak guru yang berjalan di tempat di IV/a. Ada guru sudah enam tahun sampai dengan sepuluh tahun masih  berada di IV/a. Pada umumnya kendala yang dialami guru adalah karena tidak memenuhi angkat kredit bagi publikasi ilmiah. 

Untuk mendapatkan angka kredit publikasi ilmiah, guru harus mampu menulis. Minamal guru yang bersangkutan harus mendapat 12 poin untuk publikasi ilmiah tersebut.

Selama ini guru salah persepsi tentang publikasi ilmiah. Banyak guru yang memahami bahwa pengembangan  profesi hanya terbatas pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebenarnya tidaklah demikian. 

Publikasi ilmiah terdiri dari presentasi di forum ilmiah, karya ilmiah hasil penelitian,   dan karya ilmiah tinjauan ilmiah. Selain itu, publikasi ilmiah juga dapat  berupa tulisan ilmiah populer, dan artikel ilmiah, dan buku pelajaran. Guru juga dapat mempublikasi modul/diktat, buku dalam bidang pendidikan, karya terjemahan, dan buku pedoman guru.

Pada beberapa bulan terakhir banyak guru yang mengajukan kenaikan pangkat IV b. Pada mulanya pengajukan naik pangkat tersebut ditujukan ke Kemdiknas dengan rekomendasi dari LPMP Provinsi. 

Pada tahan berikutnya, pengajuannya tidak lagi ke Kemdiknas, tetapi langsung ke LPMP provinsi. Akan tetapi, dari hasil penilaian, banyak karya tulis yang tidak memenuhi syarat terutama PTK.

Ada beberapa  alasan, mengapa  publikasi ilmiah guru (khususnya PTK) tidak lolos. Pertama, orinisilitas atau keaslian karya yang diragukan. Kedua, kualitas substansi (isi) karya ilmiah belum memenuhi standar. Ketiga, tidak terlihat ketajaman, fokus yang jelas dari penggarapan karya ilmiah. Keempat,  dokumentasi dan lampiran tidak lengkap.  

Keaslian atau orinisinilitas karya tulis merupakan hal yang perlu dijaga. Karya ilmiah yang diajukan hendaklah direncanakan, bukan hasil kerja dadakan atau instan. Bukan pula hasil kerja teman dengan label kulit sendiri. Bukan pula karya yang dipesan melalui melalui operator warnet, dan sebagainya. 

Hindarilah pengajuan karya tulis yang merupakan hasil ciplakan atau plagiasi. Bagaimanapun menutup pelanggaran etika penulisan, akan terbongkar juga karena pengujinya adalah tim yang profesional. Di sinilah diuji kekuatan guru untuk jujur,  dan bersikap profesional.     

Bila guru mengajukan PTK, karya tulis yang diajukan hendaklah sebagai hasil dari suatu proses. Artinya, karya ilmiah (khususnya PTK) benar-benar kita laksanakan dalam pembelajaran. PTK yang kita buat bukanlah   hasil rekayasa, tetapi benar-benar murni hasil kerja kita. 

PTK merupakan kegiatan kolaboratif. Ada guru lain atau teman sejawat yang dilibatkan sebagai observer. PTK merupakan kegiatan yang tidak terpisah dari kegiatan pembelajaran. Kegiatan penelitian tidak boleh menggangu kegiatan pembelajaran tetapi harus sejalan dengan kegiatan pembelajaran.

Karya tulis yang diajukan hendaklah mempertimbangkan kuallitas. Diperlukan kesungguhan guru dalam membuat karya tulis ilmiah. Untuk melahirkan karya tulis yang berkuallitas, perlu diperhatikan substansi materi, konstruksi, dan efektivitas bahasa.  

Substansi materi yang ditulis hendaklah mampu dipertanggungjawabkan secara ilmiah atau keilmuan. Kebenaran materi yang ditulis tidak diragukan lagi menurut karakter mata pelajaran yang bersangkutan. Karena itu, karya tulis didukung oleh sumber atau referensi yang relevan.  

Konstruksi karya tulis juga perlu mendapat perhatian.  Struktur penulisan karya tulis semestinya sesuai dengan jenis dan karakter karya  tersebut.  Setiap jenis karya tulis telah memiliki struktur yang standar. 

Semakin tinggi kadar ilmiahnya sebuah karya tulis, semakin kompleks pula struktur atau sistematikannya. Karena itu, guru perlu memahami betul struktur karya tulis yang akan dipublikasikannya.

Dalam menyiapkan bahan kenaikan pangkat, guru hendaklah menjunjung tinggi nilai moral. Jangan hanya menyiapkan bahan pangkat dengan jalan pintas, tanpa prosedur yang benar, atau instan. Jangan melakukan manipulasi karya atau plagiasi, memalsukan atau menciplak karya orang lain. 

Hal mengingkari prinsip profesional dan mengkhianati prinsip sebagai kaum intelektual yang menjunjung tinggi kejujuran. Selain itu, dalam menghasilkan karya ilmiah, seorang guru tetap menjunjung tinggi etika keilmuan. Hal ini disebabkan karena  guru berada pada lini terdepan dalam mendidik generasi.

Fokus karya tulis perlu dipertimbangkan. Apakah karya tulis memiliki fokus yang jelas atau tidak. Karya yang diajukan jangan terlalu luas ruang lingkupnya sehingga mengambang. Karya tulis yang diajukan hendaklah terkonsentrasi pada kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran. Guru dapat memilih tema tentang masalah pembelajaran, pengembangan bahan ajar, pemanfaatan sumber belajar dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Masalah pembelajaran yang meliputi   pengelolaan kelas, prosedur pembelajaran , model pembelajaran , pendekatan dan metode mengajar yang inovatif dan spesifik. Guru dapat menulis pengembangan bahan ajar seperti modul,  dan alat bantu/media pembelajaran. 

Guru juga dapat menggarap tulisan tentang pemanfaatan sumber belajar seperti pemanfaatan perpustakaan , pemanfaatan internet, atau sumber belajar lain di luar kelas.  Selain itu, guru juga dapat mempublikasikan tentang evaluasi proses dan hasil belajar,  evaluasi otentik termasuk penilaian portofolio, evaluasi diagnostik siswa dengan tindakan pembelajarannya, serta  pengembangan instrumen dan penggunaannya.

Kelengkapan dokumen dan lampiran sangat diperlukan untuk lebih menyakinkan apa yang kita publikasikan.  Karya ilmiah yang diajukan (khususnya PTK) hendaklah  dilengkapi dengan legalitas, seperti surat izin penelitian, dan pengesahan dari kepala sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam PTK hendaklah dibuktikan dengan foto dokumentasi. Selain itu, laporan karya tulis juga perlu dilengkapi dengan data penelitian, seperti data observasi, nilai siswa, catatan lapangan, grafik, diagram, dan sebagainya.

Raihlah pangkat yang lebih tinggi dengan satu cara, yaitu cara yang elegan.  Profesionalitas dan integritas tetap menjadi pertimbangan utama dalam menyiapkan bahan kepangkatan (seperti karya tulis ilmiah). Patut kita renungkan ucapan Shogun Tokugawa,  “Jika Anda ingin menulis dusta yang bisa dipercaya,  jangan tulis kebenaran yang tidak bisa dipercaya.”

 

1 Response to "Publikasi Ilmiah Guru"